Umroh ( عمرة) adalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam,bagi yang mampu, ibadah umrohhampir mirip dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Masjidil Haram. Pada istilah teknis syari'ah, Umrah berarti melaksanakan Tawaf di Ka'bah dan Sa'i antara Shofa dan Marwah, setelah memakai ihram yang diambil dari Miqat. Sering disebut pula dengan haji kecil.
“Dan kamu sempurnakanlah Haji dan Umrah karena Allah” (Al-Baqarah : 196)
Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat, Umrah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di Mekkah, sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.
Tipe Umrah Terdapat
beberapa tipe umrah, yang umum adalah umrah yang digabungkan dengan
pelaksanaan haji seperti pada haji tamattu, adapula umrah yang tidak
terkait dengan haji.
Umrah Mufradah Umrah Tamattu' Umrah Sunah Syarat ,Wajib, dan Rukun Umrah Syarat untuk mengerjakan umrah sama dengan syarat untuk mengerjakan haji.Sedangkan rukun umrah adalah :
Ihram Tawaf Sai Mencukur sebagian rambut(tahalul) Tertib
Adapun wajib umrah hanya satu, yaitu memulai ihram dari miqat.
Tata Cara umrah Untuk tata cara pelaksanaan umrah, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah. Memakai pakaian ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan sarung dan selendang, sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa saja yang menutup aurat tanpa ada hiasannya dan tidak memakai cadar atau sarung tangan. Niat umrah dalam hati dan mengucapkan "Labbaika 'umrotan atau Labbaikallahumma bi'umrotin".
Kemudian bertalbiyah dengan dikeraskan suaranya bagi laki-laki dan cukup dengan suara yang didengar orang yang ada di sampingnya bagi wanita, yaitu mengucapkan "Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika laka". Jika sudah sampai kota Makkah, disunnahkan mandi terlebih dahulu sebelum memasukinya. Sesampai di ka'bah, talbiyah berhenti sebelum thawaf.
Kemudian menuju hajar aswad sambil menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya jika mampu dan mengucapkan "Bismillahi wallahu akbar", jika tidak bisa menyentuh dan menciumya, maka cukup memberi isyarat dan berkata Allahu akbar.
Thawaf sebanyak 7 kali putaran. 3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya jalan biasa, Thowaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan ka'bah dijadikan berada di sebelah kiri. Salat 2 raka'at di belakang maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat lainnya di masjidil haram dengan membaca surah Al-Kafirun pada raka'at pertama dan Al-Ikhlas pada raka'at kedua. Sa'i dengan naik ke bukit Shofa dan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan "Innash shofa wal marwata min sya'aairillah. Abda'u bima bada'allahu bihi" (Aku memulai dengan apa yang Allah memulainya). Kemudian bertakbir 3 kali tanpa memberi isyarat dan mengucapkan Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wa'dahu wa shodaqo 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu 3x. Kemudian berdoa sekehendaknya.
Amalan pada poin 8 diulangi setiap putaran di sisi bukit Shofa dan Marwah disertai dengan doa. Sa'i dilakukan sebanyak 7 kali dengan hitungan berangkat satu kali dan kembalinya dihitung satu kali, diawali di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah. Tahalul, mencukur seluruh atau sebagian rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya sebatas ujung jari bagi wanita.
Dengan demikian selesai sudah amalan umrah.
Jamaah Umrah dari Indonesia Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, sekitar 80% penduduk Indonesia adalah muslim. Pada umumnya masyarakat muslim Indonesia melaksanakan umrah menuju Masjidil Haram di Saudi Arabia melalui travel umroh atau sebuah perusahaan Travel atau biro perjalanan yang khusus menyelenggarakan jasa perjalanan umroh yang banyak tersebar di Indonesia. Mereka menyediakan berbagai fasilitas yang memudahkan jamaah sehingga konsentrasi jamaah hanya pada pelaksanaan ibadah umrah saja di Masjidil Haram di Mekkah dan Madinah. Travel umrah bekerja sama dengan hotel di sekitar Masjidil Haram sehingga sangat memudahkan jamaah. Pada umumnya biro perjalanan umrah menetapkan beberapa paket perjalanan umrah dan yang paling minimal adalah 9 hari perjalanan dari Indonesia ke Saudi Arabia dan kembali ke Indonesia lagi.
Umroh ( عمرة) adalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam,bagi yang mampu, ibadah umrohhampir mirip dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Masjidil Haram. Pada istilah teknis syari'ah, Umrah berarti melaksanakan Tawaf di Ka'bah dan Sa'i antara Shofa dan Marwah, setelah memakai ihram yang diambil dari Miqat. Sering disebut pula dengan haji kecil.
“Dan kamu sempurnakanlah Haji dan Umrah karena Allah” (Al-Baqarah : 196)
Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat, Umrah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di Mekkah, sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.
Tipe Umrah Terdapat
beberapa tipe umrah, yang umum adalah umrah yang digabungkan dengan
pelaksanaan haji seperti pada haji tamattu, adapula umrah yang tidak
terkait dengan haji.
Umrah Mufradah Umrah Tamattu' Umrah Sunah Syarat ,Wajib, dan Rukun Umrah Syarat untuk mengerjakan umrah sama dengan syarat untuk mengerjakan haji.Sedangkan rukun umrah adalah :
Ihram Tawaf Sai Mencukur sebagian rambut(tahalul) Tertib
Adapun wajib umrah hanya satu, yaitu memulai ihram dari miqat.
Tata Cara umrah Untuk tata cara pelaksanaan umrah, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah. Memakai pakaian ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan sarung dan selendang, sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa saja yang menutup aurat tanpa ada hiasannya dan tidak memakai cadar atau sarung tangan. Niat umrah dalam hati dan mengucapkan "Labbaika 'umrotan atau Labbaikallahumma bi'umrotin".
Kemudian bertalbiyah dengan dikeraskan suaranya bagi laki-laki dan cukup dengan suara yang didengar orang yang ada di sampingnya bagi wanita, yaitu mengucapkan "Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika laka". Jika sudah sampai kota Makkah, disunnahkan mandi terlebih dahulu sebelum memasukinya. Sesampai di ka'bah, talbiyah berhenti sebelum thawaf.
Kemudian menuju hajar aswad sambil menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya jika mampu dan mengucapkan "Bismillahi wallahu akbar", jika tidak bisa menyentuh dan menciumya, maka cukup memberi isyarat dan berkata Allahu akbar.
Thawaf sebanyak 7 kali putaran. 3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya jalan biasa, Thowaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan ka'bah dijadikan berada di sebelah kiri. Salat 2 raka'at di belakang maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat lainnya di masjidil haram dengan membaca surah Al-Kafirun pada raka'at pertama dan Al-Ikhlas pada raka'at kedua. Sa'i dengan naik ke bukit Shofa dan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan "Innash shofa wal marwata min sya'aairillah. Abda'u bima bada'allahu bihi" (Aku memulai dengan apa yang Allah memulainya). Kemudian bertakbir 3 kali tanpa memberi isyarat dan mengucapkan Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wa'dahu wa shodaqo 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu 3x. Kemudian berdoa sekehendaknya.
Amalan pada poin 8 diulangi setiap putaran di sisi bukit Shofa dan Marwah disertai dengan doa. Sa'i dilakukan sebanyak 7 kali dengan hitungan berangkat satu kali dan kembalinya dihitung satu kali, diawali di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah. Tahalul, mencukur seluruh atau sebagian rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya sebatas ujung jari bagi wanita.
Dengan demikian selesai sudah amalan umrah.
Jamaah Umrah dari Indonesia Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, sekitar 80% penduduk Indonesia adalah muslim. Pada umumnya masyarakat muslim Indonesia melaksanakan umrah menuju Masjidil Haram di Saudi Arabia melalui travel umroh atau sebuah perusahaan Travel atau biro perjalanan yang khusus menyelenggarakan jasa perjalanan umroh yang banyak tersebar di Indonesia. Mereka menyediakan berbagai fasilitas yang memudahkan jamaah sehingga konsentrasi jamaah hanya pada pelaksanaan ibadah umrah saja di Masjidil Haram di Mekkah dan Madinah. Travel umrah bekerja sama dengan hotel di sekitar Masjidil Haram sehingga sangat memudahkan jamaah. Pada umumnya biro perjalanan umrah menetapkan beberapa paket perjalanan umrah dan yang paling minimal adalah 9 hari perjalanan dari Indonesia ke Saudi Arabia dan kembali ke Indonesia lagi.
Kembali kepada periode waktu yang sangat jauh, bermula dari semenjak ribuan tahun lalu sebelum di utusnya nabi Muhammad SAW, tepatnya pada masa nabi Ibrahim as (1861 – 1686 SM), dari keturunan Sam bin Nuh as (3900 – 2900 SM). Semua literatur dalam Islam menjelaskan bahwa nabi Ibrahim sebelumnya adalah berdiam pada sebuah lembah di negeri Syam, namun setelah berusia senja ia dikeruniakan oleh Allah seorang putra bernama Ismail dari isteri keduanya Hajar, maka mulailah isteri pertamanya Sarah dirasuki rasa cemburu karena tidak mendapatkan keterunan sepanjang perkawinannya dengan nabi Ibrahim as.
Perasaan cemburu Sarah tersebut cukup mengganggu nabi Ibrahim dan Hajar, akhirnya mengadukan permasalahannya kepada Allah maka Allah SWT memerintahkan Ibrahim membawa putranya Ismail besama ibunya Hajar keluar menjauh dari Sarah, lalu Ibrahim bertanya: “Yaitu, kemana saya harus bawa keluarga saya Ya Allah?”, Allah berfirman: “Bawalah ke tanah haram-Ku dan pengawasan-Ku, yang merupakan daratan pertama Aku ciptakan dipermukaan bumi yaitu Makkah”.
Lalu Jibril as turun membawakan kendaraan cepat yang membawa Hajar, Ismail dan Ibrahim. Dan adalah Ibrahim as setiap melewati suatu tempat yang subur ditumbuhi oleh pohon, kurma dan tumbuh-tumbuhan, ia selalu meminta kepada Jibril untuk diberhentikan, tetapi Jibril selalu menjawab teruskan lagi dan teruskan lagi, sehingga sampai ke Makkah dan Jibril menurunkan mereka di posisi Ka’bah, di bawah sebuah pohon yang cukup melindungi Hajar dan anaknya Ismail dari terik matahari.
Selanjutnya Ibrahim bermaksud pulang kembali ke negeri Syam menemui isteri pertamanya Sarah yang sedang mengambek, maka Hajar pun bertanya dengan nada protes mengatakan: Mengapa engkau menempatkan kami di sini yang sunyi dari manusia, tiada air dan tiada tumbuh-tumbuhan? Ibrahim menjawab: “Sesungguhnya Allah yang memerintahkan-ku menempatkan kalian di sini”.
Lalu Ibrahim beranjak pergi meninggalkan mereka, sehingga sampai ke bukit Kuday yang mempunyai lembah, Ibrahim berhenti sejenak dan menengok kepada keluarganya yang ditinggalkan, lalu berdo’a, seperti yang di abadikan di dalam al-Qur’an, Allah berfirman mengulangi do’a Ibrahim:
Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS: 14: 37). Setelah Ibrahim berlalu, maka tinggallah Hajar berdua dengan bayinya Ismail, dan ketika matahari mulai menanjak naik, bayi Ismail-pun mulai menangis kehausan lalu Hajar panik mencari air. Ia pertama naik ke bukit Shafa tapi tidak menemukan air, lalu Pergi lagi ke bukit Marwah dan di sanapun tidak menemukan air. Dengan perasaan panik dan sedikit putus asa sehingga ia tidak terasa telah tujuh kali berlari bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah, namun ia tetap tidak menemukan air di antara dua tempat tersebut.
Pada akhirnya dari bukit Marwah Hajar menengok ke arah bayinya Ismail yang tiba-tiba Berhenti menangis, dan iapuan melihat air mengalir dari bawah kaki bayi Ismail, maka Hajar dengan penuh perasaan girang berlari menuju ke tempat bayinya dan berusaha menggali pasir membendung air yang mengalir tersebut sambil melafadzkan kalimat “zam-zam” (menampung), maka mata air tersebut disebut kemudian dengan sumur “Zam-zam”.
Kemudian berselang beberapa saat selanjutnya, lewatlah Kabilah Jurhum disekitar tempat itu, ketika berada di bukit Arafah mereka melihat kerumunan burung-burung beterbangan di atas udara, maka mereka pun bergegas mendekati tempat kerumunan burung-burung tersebut karena mereka meyakini bahwa di sana pasti ada sumber air.
Maka sampailah mereka di tempat yang dituju tersebut dan mereka terkesima melihat ada seorang wanita bersama bayinya duduk di bawah pohon tepat di dekat sumber air itu. Maka kepala suku Jurhum bertanya kepada Hajar: Siapakah anda dan siapakah bayi itu? Hajar menjawab: Saya adalah ibu dari bayi ini, ia anak kandung dari Ibrahim khalillah yang diperintahkan oleh Tuhannya menempatkan kami di wadi ini”.
Lalu kepala suku Jurhum meminta izin tinggal berseberangan dengannya, dan Hajar menjawab: Tunggulah sampai datang Ibrahim saya akan memintakan kalian izin kepadanya. Selanjutnya pada hari ke tiga Ibrahim pun datang menengok keadaan mereka, maka Hajar memintakan izin kabilah Jurhum kepada Ibrahim untuk tinggal bertetangga dengannya dan bayinya Ismail, dan tinggallah kabilah Jurhum bersama Hajar dan Ismail di tempat itu. Pada kesempatan Ibrahim datang berziarah selanjutnya, ia menyaksikan tempat itu sudah ramai sekali oleh keturunan bangsa Jurhum, maka Ibrahim amat senang sekali melihat perkembangan itu.
Ismail bersama Ibundanya Hajar hidup rukun dengan bangsa Jurhum hingga mencapai usia remaja, dan selanjutnya Allah memerintahkan kepada Ibrahim untuk membangun Ka’bah pada posisi di mana Allah telah menurunkan kepada nabi Adam Qubah, tetapi Ibrahim tidak mengetahui persisi di mana posisi Qubah itu karena ia telah di angkat kembali oleh Allah ketika terjadi banjir besar menimpa bumi pada masa Nuh as, maka Allah mengutus Jibril as dan merekonstruksikan kembali kepada Ibrahim posisi Ka’bah, Jibril datang membawa beberapa komponen Ka’bah dari surga, sedangkan pemuda Ismail membantu ayahandanya mengangkat batu-batu dari bukit.
Maka bekerjalah ayah dan anak membangun Ka’bah sampai mencapai ketinggian tujuh hasta, lalu Jibril menunjukkan kepada mereka posisi “Hajar Aswad”, dan Ibrahim meletakkanya pada posisinya semula dan membuatkan Ka’bah dua pintu, yang pertama terbuka ke timur dan yang kedua terbuka ke barat.
Ketika selesai pembangunan Ka’bah, maka berhajilah Ibrahim dan Ismail, dan pada tanggal 08 Zul Hijjah, turunlah Jibril kepada mereka dan menyampaikan kepada Ibrahim untuk mendistribusikan air zam-zam kebeberapa tempat seperti ke Muna dan Arafah, maka hari itu disebut kemudian dengan hari “Tarwiyah” (pendistribusian air). Kemudian setelah selesai pembangunan Baitullah dan pendistribusian air tersebut, maka Ibrahim pun nampak telah merasa puas dan berdo’a kepada Allah, sebagaimana di dalam al-Qur’an, Allah berfirman:
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo’a: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”. (QS: 02: 126).
Oleh karena itu, orang-orang mu’min mengikuti risalah nabi Ibrahim dan Ismail, serta nabi dan rasul-rasul setelah keduanya melaksanakan ritual Haji berziarah ke Ka’bah setiap tahun, ritual suci ini berlangsung terus seperti pelaksanaan yang pernah dilakukan oleh Ibrahim dan Ismai, sampai kemudian tersebar masa penyembahan berhala dikalangan bangsa Arab, pada periode tokoh Makkah ‘Amar bin Luhay.
Tokoh ‘Amar bin Luhay terakhir inilah yang pertama kali menyebarkan ajaran penyembahan berhala di seluruh Jazirah Arab, dialah yang bertanggung jawab merubah ajaran tauhid ke penyembahan berhala. Dan semenjak itu pula orang-orang Arab mulai meletakkan patung dan berhala-berhala yang mereka anggap sebagai tuhan-tuhan mereka di sekitar Ka’bah. Dan sebagian kabilah Makkah menjadikan pembuatan patung dan berhala-berhala tersebut sebagai mata pencaharian mereka.
Namun tetap memperbolehkan kepada kabilah atau kelompok-kelompok lain, tanpa melihat agama dan kepercauayan-kepercayaan mereka untuk menunaikan haji ke Baitullah. Maka para pemeluk agama-agama tauhid pun termasuk agama Maseihi masih terus menjalankan ritualnya berhaji ke Ka’bah meskipun telah tersebar penyembahan berhala.
Kemudian setelah di utus nabi Muhammad SAW sekitar tahun ke sembilan atau tahun ke sepuluh, barulah diwajibkan ibadah haji kepada orang-orang mu’min yang percaya kepada da’wah dan risalahnya. Kewajiban tersebut disyariatkan pada surah Ali Imran, Allah berfirman:
Artinta: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah” (QS: 03: 97).
Umat Islam tidak menunaikan ibadah haji ke Makkah kecuali setelah tahun 631 M, atau setelah pembebasan kota Makkah oleh rasullah SAW, dan menghancurkan semua patung dan berhala-berhala yang ada di sekitar Ka’bah. Dan nabi Muhammad SAW melaksanakan tawaf mengelilingi Ka’bah Diikuti oleh umat Islam yang bersama beliau, saat Itulah nabi SAW menyempurnakan seluruh manasik haji yang lain, selanjutnya pelaksanaan ibadah haji seperti yang telah dicontohkan oleh rasulullah SAW berlangsung sampai sekarang.
Ayat-Ayat Haji dan Umrah Di Dalam Al-Qur’an: Setelah penulis menelusuri ayat-ayat al-Quran, khususnya yang berhubungan dengan pelaksanaan haji, umrah, manasik-manasik, dan syi’ar-syi’ar yang berhubungan langsung dengan haji dan umrah di dalam al-Quran, penulis mengumpulkan beberapa kelompok ayat-ayat dari berbagai surah yang berbeda-beda, sebagai berikut:
Pada surah al-Baqarah terdapat dua kelompok ayat-ayat, yaitu:Surah al-Baqarah, ayat: 124 – 130:
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu panutan bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”; Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat, dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, i'tikaf, ruku' dan yang sujud”; Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian”. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat Kembali”; Dan (ingatlah), ketika Ibrahim membangun pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui; Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang; Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Quran) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”; Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh”. (QS: 02: 124-130)
Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah, jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban, apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat, tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna, demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya; (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal; Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat; Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang; Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat; Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”; Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya; Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya, dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.” (QS: 02: 196 – 203)
Penyebutan Kota Makkah dan al-Haram, terdapat pada surah Ali Imran, ayat: 95 – 97:
“Katakanlah: “Benarlah (apa yang difirmankan) Allah”. Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik; Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia; Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS: 03: 95 – 97)
Menyebutkan do’a Ibrahim untuk Kota Makkah dan meninggalkan isterinya Hajar serta anaknya Ismail di kota tersebut, terdapat pada surah Ibrahim, ayat: 35 – 41:
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala; Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan darangsiapa yang mendurhakai Aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang; Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit; Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) do’a; Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku; Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS: 14: 35-41).
Tentang Pelaksanaan Ibadah Haji dan menghormati syi’ar-syi’ar Allah, terdapat pada surah al-Hajj, ayat: 26 – 37:
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud; Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh; Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir; Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah); Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta; Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh; Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati; Bagi kamu pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat, sampai kepada waktu yang ditentukan, kemudian tempat wajib (serta akhir masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq (Baitullah); Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah); (Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka; Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur; Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS: 22: 26-37).
Kisah penyembelihan terdapat pada surah as-Shaafat, ayat: 99 – 111:
Artinya: “Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku; Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh; Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar; Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”; Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya); Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim; Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik; Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata; Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar; Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian; (Yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”; Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik; Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS: 37: 99-111).
Secara syariat, mula haji dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. pada sekitar
2000 tahun SM.Ketika itu, Ibrahim dan putranya, diperintahkan membangun
Ka’bah. Ritual ini terjadi pada bulan ke dua belas terdiri dari
pejalanan ke Mekkah, melakakukan beberapa ritual yang berpuncak pada
ritual korban dan mencukur rambut.
" Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di
tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan
sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang
thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan
sujud."
"Dan berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan
kaki, dan mengendarai unta yang kurus[984] yang datang dari segenap
penjuru yang jauh," ALHAJJ
26.-27
Hakikat haji , dalam TAURAT bahasa
IBRANIatau Pentatech Perjanjian Lama ALKITAB adalah HAGG yang berarti
FESTIVAL TAHUNAN, adalah perjalanan ruhani dan jasmani seorang hamba
menuju BAIT SUCI.
“Syalosy regalim to-HAG liy ha-syanah” = “Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan hagg (haji) bagiKu” (Keluaran 23: 14)
Kata Ibrani חג – HAG, (hari raya/ perayaan/ festival) paralel dengan kata Arab “Hajj (الحجّ)”, haji.
Dalam
terjemahan kamus HAGG adalah: perjalanan jauh seseorang ke sebuah
tempat istimewa dimana untuk menunjukkan rasa hormat (kepada Sang
Pencipta).
HAgg atau Pilgrimage yakni a journey to a
place which is considered special, and which you visit to show your
respect. (Cambridge dictionary)
Ia bermakna keharusan
bagi setiap manusia yang ingin kembali kepada Tuhan dalam keadaan suci
hingga berakhir dengan perjumpaan dengan Tuhan. MENGAPA dalam ISLAM
harus berhaji?
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Islam
didirikan atas lima hal; Penyaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad sebagai utusan Allah, melaksanakan shalat, membayar zakat,
haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Umar).
Surat dalam Alquran: “Mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah” (QS Ali ‘Imran: 97).
Salah
satu makna terbesar yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji
adalah tentang persatuan dan kesatuan umat.Ajaran ini tercermin sejak
orang yang melaksanakan ibadah haji memasuki miqat. Di sini mereka harus
berganti pakaian karena pakaian melambangkan pola, status dan
perbedaan-perbedaan tertentu. Pakaian menciptakan “batas” palsu yang
tidak jarang menyebabkan “perpecahan” di antara manusia. Selanjutnya
dari perpecahan itu timbul konsep “aku”, bukan “kami atau kita”,
sehingga yang menonjol adalah kelompokku, kedudukanku, golonganku,
sukuku, bangsaku dan sebagainya yang mengakibatkan munculnya sikap
individualisme. Mulai dari miqat mereka mengenakan pakaian yang sama
yaitu kain kafan pembungkus mayat yang terdiri dari dua helai kain putih
yang sederhana. Semua memakai pakaian seperti ini. Tidak ada bedanya
antara yang kaya dan yang miskin, yang terhormat dan orang kebanyakan,
yang berasal dari Barat dan yang berasal dari Timur, mereka memakai
pakaian yang sama, berangkat dan akan bertemu pada waktu dan tempat yang
sama. Dengan aktivitas yang sama dan menggunakan kalimat yang sama.
“Aku
penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi
panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, akau penuhi panggilan-Mu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kekuatan hanyalah milik-Mu. Tiada
sekutu bagi-Mu.“
Manusia yang tadinya terpecah-pecah
dalam berbagai ras, bangsa, kelompok, suku dan keluarga dengan ibadah
haji dihimpun oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan berbagai faktor
kesamaan agar mereka menjadi satu. Memuji kebesaran Allah dengan
konsentrasi yang sama, dimana di tempat asalnya mereka disibukkan dengan
masalah masing2, di sana kita seolah me re-charge hati, keyakinan dan
kepasrahan terhadap Allah.
Tabut Daud
Pada masa Nabi Daud, tempat
ziarah / kiblat shalat dipindahkan seperti kita ketahui dalam 1 TAWARIKH
15, dengan membawa tabut ke Yerusalem.
"dan
berkata kepada mereka: “Hai kamu ini, para kepala puak dari orang Lewi,
kuduskanlah dirimu, kamu ini dan saudara-saudara sepuakmu, supaya kamu
mengangkut tabut TUHAN, Allah Israel, ke tempat yang telah kusiapkan
untuk itu." 1 TAWARIKH
15,:2
Dalam khotbah di bukit Yesus AS meramalkan
akan berpindahnya tempat ZIARAH HAJI dan arah DOA, atau dalam bahasa
arab bermakna Shalat, dari Yerusalem ke sebuah tempat lain :
Kata
Yesus AS kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan
tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga
di Yerusalem.”
“Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi."
“Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah
benar akan menyembah Bapa dalam roh(Rohani) dan
kebenaran(Realita;Jasmani); sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian.” (Yohanes 4:21-23)
Tempat ziarah menjadi
subyek kontoversi di masa Yesus AS. Kaum Yahudi meng-klaim tempat itu
adalah Yerusalem sedangkan kaum Samaritan meng-klaim gunung yakub
sebagai tempat ziarah.
Pertama, Yesus menyebutkan bahwa
akan datang suatu masa tempat ziarah bukan lagi Yerusalem atau gunung
kaum Samaritan. Kedua, beliau menyebutkan bahwa ziarah akan dilakukan di
suatu tempat yang akan dituju oleh orang yang benar-benar akan
menyembah Tuhan.
Begitu juga dalam perjanjian lama:
“Tetapi
tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai
kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu
cari dan ke sanalah harus kamu pergi.” (Ulangan 12:5)
“maka
ke tempat yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di
sana, haruslah kamu bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yakni
korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan
persembahan khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih, yang kamu
nazarkan kepada TUHAN.” (Ulangan 12:11)
“Tetapi di
tempat yang akan dipilih TUHAN di daerah salah satu sukumu, di sanalah
harus kaupersembahkan korban bakaranmu, dan di sanalah harus kaulakukan
segala yang kuperintahkan kepadamu.” (Ulangan 12:14)
“Apabila
tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk menegakkan nama-Nya di
sana, terlalu jauh dari tempatmu, maka engkau boleh menyembelih dari
lembu sapimu dan kambing dombamu yang diberikan TUHAN kepadamu, seperti
yang kuperintahkan kepadamu, dan memakan dagingnya di tempatmu sesuka
hatimu.” (Ulangan 12:21)
Ayat di atas, mirip dengan
praktik ritual haji dan penyembelihan HEWAN KURBAN dalam Festival
TAHUNAN Iidul Adha atau Lebaran Haji, atau HAGG, dalam ajaran Islam,
dimana para jemaah haji di Mekkah akan menyembelih kurban di sana
setelah selesai ritual haji, maka bagi yang tidak pergi ziarah, dapat
menyembelih hewan kurban dimana saja mereka berada.
Dalam
Injil dapat juga kita temui petunjuk yang menyebutkan cara ritual haji
seperti yang dilakukan umat muslim di mekkah, yaitu berwudhu atau
bersuci lalu berjalan mengelilingi Ka’bah/rumah (mezbah) Allah:
“Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah, lalu berjalan MENGELILINGI Mezbah-Mu, ya TUHAN (Mazmur 26:6)
dalam
BBE lebih jelas = “I will make my hands clean from sin; so will I go
round your altar, O Lord;” (clean from sin = bersuci, go round =
mengelilingi)
Rumah Tuhan yang pertama dicatat dalam Alquran sebagai di Bakkah, nama kuno bagi Mekkah:
“Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah
Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk
bagi semua manusia” (QS 3-96)
Hal ini telah diketahui dalam Mazmur 84:5-7:
“Berbahagialah segala orang yang boleh duduk dalam rumah-Mu serta memuji akan Dikau senantiasa.” (Mazmur 84:5)
“Berbahagialah orang yang kuatnya adalah dalam Engkau, dan hatinya adalah pada jalan raya (ziarah) ke kaabah-Mu”. (Mazmur 84:6)
“Apabila mereka itu melalui lembah
Baka mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air, bahkan hujan
pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.” (Mazmur 84:7)
(catatan:
terjamahan di atas diterjemahkan dari Injil versi ‘New International
Version’ karena berbeda dalam terjemahan bahasa Indonesia dan versi
alkitab lainnya selain NIV)
Ringkasnya ziarah dalam
Islam pada dasarnya sama dengan ziarah dalam al-kitab. Keduanya
merefleksikan waktu, tujuan, praktik dan tempat tempat ziarah yang sama.
Sejak
masa awal monotheistic ibrahimik sudah menjadi salah satu syariat yg
ada bahkan sebelum islam itu dibawa nabi muhammad saw. (
http://en.wikipedia.org/wiki/Mizrach ) , kiblat orang yahudi itu disebut
mizrakh/mizrath, secara jelas digambarkan dalam kitab daniel 6:10 dalam
bible. Mereka berkiblat ke Temple of Solomon (Beth HaKadosh/Baitul
Maqdis/Bait Suci/), sampai sekarang.
" Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan
Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan
agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa
yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat
berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah;
dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. Al Baqarah 143.
"Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat
(keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak
akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan
mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya
kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim." Al Baqarah
145.
Orang
yahudi, gak ikut kiblat org Islam, mereka sholat menghadap Baitul Quds,
Orang Nasrani gak punya kiblat melainkan kiblat tubuhnya sendiri jadi
BAIT.Adapun okaum MUSLIMIN sholat menghadap Masjidil Haram. Maha Benar
Allah dg segala firman-Nya.
“Percayalah kepada-Ku, hai
perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah TUHAN bukan di
gunung ini dan bukan juga di Yerusalem”
Beberapa orang
Katolik mengartikan ini pusat kekristenan di Vatican. Padahal semua tahu
orang katolik ataupun protestan tidak mengenal konsep “arah sembayang”
(kiblat). Mungkin akan menimbulkan argumentasi apologetik yg panjang,
tapi kalau secara sederhana kita berfikir, Islam adalah keyakinan
terakhir
dalam mata rantai agama semitik, maka akan tepat perintah perubahan
kiblat dg keterangan yg diberikan Nabiullah Yesus itu. Dalam kristen ada
yg disebut “ziarah ke tanah suci”, mungkin mereka mengganti haji dg
ini.
dalam tradisi judaistic ada yg disebut “shalosh
regalim”, secara textual artinya “tiga hijrah”, salosh = tiga, regalim,
bentukan dari kata dasar “le’reghal” yg artinya “hijrah”, jadi plural dg
suffix -im.
The
Three Pilgrimage Festivals, known as the Shlosha Regalim (שלושה רגלים),
are three major festivals in Judaism — Pesach (Passover),Shavuot
(Weeks), and Sukkot (Tabernacles) — when the Israelites living
in
ancient Israel and Judea would make a pilgrimage to Jerusalem, as
commanded by the Torah. In Jerusalem, they would participate in
festivities and ritual worship in conjunction with the services of the
kohanim
(“priests”) at the Temple in Jerusalem. dasarnya Exodus 23:14-17,
Exodus 34:18-23, Deuteronomy 16. Sama seperti orang naik haji, mereka
datang ke jerusalem dan memberikan korbanot (qurban).
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.” Matius
5:17
“Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur`an) kepadamu dengan
sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan
menurunkan Taurat dan Injil.” QS Ali
Imran:3 : "Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada
Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu
memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi
orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang
yang ruku’ dan sujud."
"Dan berserulah kepada manusia
untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh"
Hakikat haji , dalam TAURAT
bahasa IBRANIatau Pentatech Perjanjian Lama ALKITAB adalah HAGG yang
berarti FESTIVAL TAHUNAN, adalah perjalanan ruhani dan jasmani seorang
hamba menuju BAIT SUCI.
“Syalosy regalim to-HAG liy ha-syanah” = “Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan hagg (haji) bagiKu” (Keluaran 23: 14)
Kata Ibrani חג – HAG, (hari raya/ perayaan/ festival) paralel dengan kata Arab “Hajj (الحجّ)”, haji.
Dalam
terjemahan kamus HAGG adalah: perjalanan jauh seseorang ke sebuah
tempat istimewa dimana untuk menunjukkan rasa hormat (kepada Sang
Pencipta).
HAgg atau Pilgrimage yakni a journey to a
place which is considered special, and which you visit to show your
respect. (Cambridge dictionary)
Ia bermakna keharusan
bagi setiap manusia yang ingin kembali kepada Tuhan dalam keadaan suci
hingga berakhir dengan perjumpaan dengan Tuhan. MENGAPA dalam ISLAM
harus berhaji?
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Islam
didirikan atas lima hal; Penyaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad sebagai utusan Allah, melaksanakan shalat, membayar zakat,
haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Umar).
Surat dalam Alquran: “Mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah” (QS Ali ‘Imran: 97).
Salah
satu makna terbesar yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji
adalah tentang persatuan dan kesatuan umat.Ajaran ini tercermin sejak
orang yang melaksanakan ibadah haji memasuki miqat. Di sini mereka harus
berganti pakaian karena pakaian melambangkan pola, status dan
perbedaan-perbedaan tertentu.
Pakaian menciptakan “batas” palsu yang
tidak jarang menyebabkan “perpecahan” di antara manusia. Selanjutnya
dari perpecahan itu timbul konsep “aku”, bukan “kami atau kita”,
sehingga yang menonjol adalah kelompokku, kedudukanku, golonganku,
sukuku, bangsaku dan sebagainya yang mengakibatkan munculnya sikap
individualisme.
Mulai dari miqat mereka mengenakan pakaian yang sama
yaitu kain kafan pembungkus mayat yang terdiri dari dua helai kain putih
yang sederhana.
Semua memakai pakaian seperti ini. Tidak ada bedanya
antara yang kaya dan yang miskin, yang terhormat dan orang kebanyakan,
yang berasal dari Barat dan yang berasal dari Timur, mereka memakai
pakaian yang sama, berangkat dan akan bertemu pada waktu dan tempat yang
sama. Dengan aktivitas yang sama dan menggunakan kalimat yang sama.
Yehezkiel telah menyiratkan ritual haji pada jamanya Pada tanggal 10 bulan... dzulhijah...
Dalam tahun kedua puluh lima sesudah pembuangan kami, yaitu pada permulaan tahun, pada tanggal sepuluh bulan itu,
dalam tahun keempat belas sesudah kota itu ditaklukkan, pada hari itu
juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawa-Nya aku. Yehezkiel 40:1
"Maka dalam khayal dari pada Allah dibawanya akan daku ke tanah Israel,
ditaruhnya aku di atas sebuah gunung yang amat tinggi, dan di atasnya
adalah seperti bangunan negeri pada sebelah selatannya." Yehezkiel 40:2
ayat tersebut adalah dari alkitab terjemahan lama, sementara pada alkitab terjemahan baru berbunyi'dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah Israel dan menempatkan aku
di atas sebuah gunung yang tinggi sekali. Di atas itu di hadapanku ada
yang menyerupai bentuk kota"
Kata 'selatanya' di hilangkan...! satu lagi terlihat perubahan ayat dalam alkitab pada hal dalam satu sumber yang sama. (sumber sabda.org )
Ini bisa disimpulkan bahwa kota itu adalah tanah arab atau lebih
spesifiknya mekkah karena emang Mekkah berada di selatan israel
sementara vatican berada di sebelah utara israel.
"Sesudah ia selesai dengan mengukur seluruh bangunan dalam itu, ia
mengiring aku menuju pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, lalu
mengukur sekeliling lingkungan Bait Suci itu. " Yehezkiel 42:15
"Ia mengukur sisi timur dengan tongkat pengukur: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur. Lalu ia berputar" Yehezkiel 42:16
"dan mengukur sisi utara: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur. Ia berputar lagi" Yehezkiel 42:17
"ke sisi selatan dan mengukurnya: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur." Yehezkiel 42:18
"Kemudian ia berputar ke sisi barat dan mengukurnya: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur." Yehezkiel 42:19
"KEEMPAT SISINYA diukur, sekeliling
lingkungan itu ada tembok: panjangnya lima ratus hasta dan lebarnya
lima ratus hasta, untuk memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus." Yehezkiel 42:20
>>>Berarti
bentuk bangunan itu persegi dan memiliki ukuran yang hampir sama dengan
ka'bah. Saat diajaknya keliling berarti telah thawaf,
Bait suci yang manakah itu...Mata air ...
"Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan
sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan
mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan
air itu mengalir daribawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu,
sebelah selatan mezbah." Yehezkiel 47:1
" Lalu diiringnya aku ke luar melalui
pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu
gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari
sebelah selatan." Yehezkiel 47:2
"Sedang orang itu pergi ke arah timur dan
memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan
menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan
kaki." Yehezkiel 47:3
"Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk
sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia
mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke
dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang." Yehezkiel 47:14
"Sekali
lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi
sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah
meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat
diseberangi lagi". Yehezkiel 47:5 Menggunakan baju Ihram "Maka kalau mereka hendak masuk dari pintu-pintu gerbang pelataran dalam,
mereka harus mengenakan pakaian lenan; mereka tidak boleh memakai
pakaian bulu domba waktu mereka bertugas di pintu-pintu gerbang
pelataran dalam atau waktu menyelenggarakan kebaktian dalam Bait Suci." Yehezkiel 44:17
"Mereka harus memakai destar lenan dan memakai celana lenan, tetapi jangan memakai ikat pinggang yang menimbulkan keringat" Yehezkiel 44:17
Ini namanya Tahalul "Rambut mereka dicukur dan jangan dibiarkan tumbuh panjang, melainkan harus dipotong pendek.Yehezkiel 44:17
Hari raya qurban
"Tetapi mengenai imam-imam orang Lewi dari bani Zadok yang menjalankan
tugas-tugas di tempat kudus-Ku waktu orang Israel sesat dari pada-Ku,
merekalah yang akan mendekat kepada-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian
dan bertugas di hadapan-Ku untuk mempersembahkan kepada-Ku lemak dan
darah, demikianlah firman Tuhan ALLAH." Yehezkiel 44:15
Ini yang dilakukan di dalam ka'bah "Merekalah yang akan
masuk ke dalam tempat kudus-Ku dan yang akan mendekati meja-Ku untuk
menyelenggarakan kebaktian dan mereka akan menjalankan tugasnya terhadap
Aku."Yehezkiel 44:16 Di sadur dari Martin Wong